TINJAUAN KASUS
A.Pengertian
Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk
sistem hematopoitik yang mengakibatkan proliferasi sel-sel darah putih tidak
terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang. (Danielle, 1999).
Leukemia adalah kanker jaringan yang menghasilkan leukosit.
(Bretz, 2002).
Leukemia adalah penyakit maligna proliferasi generalist
dari jaringan pembentukan darah, biasanya melibatkan leukosit. (Sachaarin
Rossa,1996).
Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh
proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoitik. (Sylvia A. Price,1994).
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa Leukemia adalah suatu penyakit kanker jaringan yang keganasannya berasal
dari sel-sel induk system hematopoitik yang mengakibatkan proliferasi sel darah
putih tidak terkontrol.
B.Patofisiologi
Leukemia dibagi menjadi dua yaitu :
1.Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
2.Leukemia Non Limfoblastik Akut (LMOL)
a). L. Mielosistik Akut (AML)
b). L. Limonoblastik Akut (LMOL)
Penyebab dari Leukemia banyak sekali namun pada penyakit
LLA, penyebabnya masih belum pasti, namun diduga pengaruh genetic maupun faktor
lingkungan sangat memainkan peran. Adapun faktor-faktor lain yang turut
berperan dalam LLA adalah :
1.Faktor Eksogen : sinar X, sinar radioaktif, hormone,
bahan kimia (Benzol, Arsen, dan Preparat Sulfat)
2.Faktor Endogen : kelainan kromosom, herediter, dan ras.
Adapun tanda dan gejala ALL adalah meliputi demam,
keletihan, pucat, anoreksia, petekhie, perdarahan, nyeri sendi dan tulang,
nyeri abdomen yang tidak jelas, berat badan yang menurun.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita dengan ALL
adalah gagal sumsum tulang, infeksi, hepatomegali, splenomegali dan
limfadenopati
C.Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan leukemia akut adalah remisi komplet,
yang dipastikan oleh kurang dari 5% blast didalam sumsum tulang. Pilihan
pengobatan adalah kemoterapi kombinasi. Umumnya pengobatan ditujukan kepada
pencegahan kambuh dan mendapatkan masa remisi yang lama.
Untuk mencapai keadaan remisi tersebut, pada prinsipnya
dipakai pola pengobatan sebagai berikut :
1.Obat-obatan
a). Induksi : pemberian obat-obatan sampai blast
sumsum tulang < 5%
b). Konsolidasi : agar sel yang tersisa tidak dapat
memperbanyak diri lagi
c). Rumat :
untuk mempertahankan masa remisi
d). Reinduksi :
untuk mencegah relaps
e). Imunoterapi :
untuk mencegah leukemia SSP
f). Imunologik :
semua sel leukemia dalam tubuh hilang
2.Pemeriksaan Darah :
terdapat leukosit imatur
3.BMP : terdapat banyak sel-sel yang muda
4.Lumbal Pungsi :
untuk melihat apakah sumsum tulang terinfiltrasi
D.Pertumbuhan,
Perkembangan, Nutrisi dan Dampak Hospitalisasi
1.Pertumbuhan dan Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan diramalkan
sebagai hasil dari proses pematangan, disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system orang
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya, termasuk jumlah perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sehingga hasil interaksi dengan lingkungan. (Soetjiningsih,1998).
Perkembangan pada fase oral (0-11 bulan), selam masa bayi
sumber kesenangan anak terbesar berpusat pada aktivitas oral, seperti
menghisap, menggigit, mengunyah, dan mengucap. Hambatan atau ketidakpuasan
dalam pemenuhan kebutuhan oral akan mempengaruhi fase perkembangan berikutnya.
Penanaman identitas gender pada bayi di mulai dengan adanya perlakuan ibu atau
ayah yang berbeda, misalnya bayi perempuan cenderung diajak berbicara lebih
banyak daripada bayi laki-laki, sementra ayah lebih banyak beraktivitas motorik
pada bayi laki-laki daripada bayi perempuan, misalnya dengan mengangkat dan
menjunjung bayi ke atas. (Yupi Supartini, 2004).
2.Bermaim
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan/kepuasan. (Wong,2000).
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan
sensorik-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan
kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral, dan bermain
sebagai terapi (Yupi Supartini,2004).
Karakteristik permainan anak usia bayi adalah sense of
pleasure play. Bayi usia 7-9 bulan, untuk stimulasi penglihatan dapat dilakukan
dengan memberikan mainan yang berwarna terang, atau berikan kepadanya kertas
dan alat tulis, biarkan ia mencoret-coret sesuai dengan keinginanya. Stimulasi
pendengaran dapat dilakukan dengan memberibayi boneka yang berbunyi mainan yang
bisa dipegang dan berbunyi jika digerakkan. Untuk itu, alat permainanyang dapat
diberikan pada bayi , misalnya buku yang berwarna terang, gelas sendok yang tidak
pecah, bola yang besar, berbagai macam boneka dan mainan yang bisa di dorong.
E.Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan leukemia menurut Aziz Alimul
Hidayat, (2006) diperoleh data sebagai berikut :
Adanya tanda anemia, keletihan, pucat, anoreksia, perdarahan,
nyeri sendi, dan tulang serta nyeri abdomen yang tidak jelas, penurunan berat
badan, pembesaran organ seperti hati dan lain-lain.
Adanya tanda-tanda peningkatan TIK seperti kaku kuduk,
sakit kepala, letargi, muntah, edema pupil dan terjadi koma dan adanya
kesulitan berkemih.
F.Diagnosa
Keperawatan
Setelah data dikumpulkan dilanjutkan dengan analisa data
untuk menentukan diagnosa keperawatan. Menurut Danielle Gale, 1999 diagnosa
keperawatan pada klien dengan leukemia adalah sebagai berikut :
1.Koping
individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosis leukemia dan prognosis yang
tidak pasti
2.Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan dampak diagnosis leukemia dan prognosis yang
tidak pasti
3.Berduka
antisipasi berhubungan dengan kehilangan yang actual dan atau yang di dapat
sehubungan dengan leukemia seperti kehilangan kesehatan, kehilangan hidup,
pekerjaan, penghasilan, privasi dan hubungan dekat dengan orang lain.
4.Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai leukemia dan
pengobatan
5.Risiko
terhadap infeksi berhubungan dengan infiltrasi leukemik ke sumsum tulang dan
obat-obatan kemoterapeutik yang digunakan untuk pengobatan
6.Perubahan
perfusi jaringan kardiopulmonal berhubungan dengan anemia, trombositopenia yang
disebabkan oleh leukemia dan kemoterapi.
7.Risiko
tinggi terhadap cedera berhubungan dengan supresi sumsum tulang dari kemoterapi
8.Nyeri
berhubungan dengan mual dan muntah karena kemoterapi dan ansietas dengan
penglihatan
9.Resiko
terhadap perubahan membrane mukosa berhubungan dengan kerusakan sampai
pemecahan sel yang terlalu cepat dari sel mukosa karena kemoterapi
10.Risti
kelebihan volume cairan berhubungan dengan pemberian cairan intravena yang
terlalu banyak yang digunakan untuk hidrasi selama kemoterapi
11.Tidak
toleran terhadap aktivitas berhubungan dengan kelelahan skunder terhadap
anemia, leukemia, dan kemoterapi
12.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, nausea, dan diare karena kemoterapi
13.Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan alopesia, penurunan berat badan, ada infiltrasi
pada kulit dan gusi dengan sel-sel leukemik
14.Risiko
perubahan integritas kulit berhubungan dengan ekstravasasi agen kemoterapi
G.Perencanaan
Setelah diagnosa
keperawatan ditemukan dilanjutkan dengan menyusun perencanaan untuk
masing-masing diagnosa yang meliputi prioritas diagnosa keperawatan, penetapan
ujuan dan kriteria evaluasi sebagi berikut :
1.Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan
diagnosis leukemia dan prognosis yang tidak pasti
Tujuan :
koping individu efektif
Kriteria
Evaluasi : a). Klien mampu memenuhi kebutuhan dasar
b). Tidak
ada cemas dan HDR
c). Mampu
mengatasi masalah
Intervensi
: a). Klien mampu memenuhi kebutuhan dasar sendiri
: b). Tidak
malu terhadap keadaan diri
: c). Tidak
takut terhadap orang lain
2.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan dampak
diagnosis dan prognosis yang tidak pasti
Tujuan
: keluarga
mampu memenuhi kebutuhan fisik
Kriteria Evaluasi : anggota keluarga tidak mengeluh terhadap ketidakmampuan
untukmengatasi masalahnya
Intervensi : a). Menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
b). Hindari untuk menjelaskan hal yang bertentangan dengan
kenyataan
c). Jelaskan
kepada ortu tentang proses penyakit
3.Berduka antisipasi berhubungan dengan kehilangan yang
actual dan atau yang didapat sehubungan dengan leukemia seperti kehilangan
kesehatan, hidup, pekerjaan, penghasilan, privaci, dan hubungan dekn dengan orang lain
Tujuan : klien tidak mengeluh dan mengekspresikan perasaan sedih
atau kehilangan
Kriteria
Evaluasi : dapat
menggunakan perasaan sedih dan kehilanganya
Intervensi
: a). kaji tingkat pengetahuan keluarga
b).
berikan dukungan pada respon adaptif
c). gunakan
waktu bersama anak untuk memberikan dukungan
d).
fasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaan melalui bermain
4.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
pengetahuan mengenai leukemia dan pengobatanya
Tujuan
: pengetahuan tentang leukemia dan dan
pengobatanya bertambah
Kriteria
Evaluasi : a).tidak ada keluhan terhadap masalah
b).
mengikuti instruksi
c).
meminta informasi
Intervensi
: a). kaji tingkat pengetahuan keluarga
b).
jelaskan sifat penyakitdan pengobatanya
c).
ajarkan nama obat, tujuan, dosisi, waktu pemberian dan efek samping
5.Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan infiltrasi
leukemik ke sumsum tulang dan obat-obat kemoterapi yang digunakan untuk
pengobatan
Tujuan
: tidak terjadi nfeksi
Kriteria
Evaluasi : potensial infeksi menurun
Intervensi
: a). pantau TTV tiap 4 jam
b).
laporkan jika suhu lebih dari 37oC pada dokter
c).
koloaborasi untuk diberikan anibiotik
6.Perubahan perfusi jaringan kardiopulmonal berhubungan
dengan anemia, trombositopenia disebabkan oleh leukemia dan atau kemoterapi
Tujuan
:
perfusi jaringan kardiopulmonal adekuat
Kriteria
Evaluasi : mampu mengrnali dan memahami anemia
Intervensi
: a). pantau Hb, Ht, dan jumlah trombosit
b).
pasang jarum ukuran yang tepat untuk pemberian produk darah
c).
berikan produk iradiasi sesuai pesanan
d).
pantau TTV sebelum, selama tranfusi dan sesudah tranfusi
7.Risiko terhadap cedera berhubungan dengan supresi
sumsum tulang dari kemoterapi
Tujuan
: tidak
terjadi cedera
Kriteria
Evaluasi : klien memperlihatkan reflek normal
Intervensi : a). pantau TTv dan catat adanya hipertermi, takikardia,
disaritmia, distress pernafasan, sianosis
b). perthankan penghalang tempat tidur terpasang
8.Nyeri
berhubungan mual dan muntah karena kemoterapi dan ansietas tentang pengobatan
Tujuan : melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
Kriteria Evaluasi :
klien memperlihakan perasaan relaks
Intervensi : a). kaji TTV tiap 3 jam/hari
b). kaji tanda-tanda
nyeri verbal maupun nonverbal
c). letakkan dalam
posisi semi fowler dan sokong kepala
d).diskusikan dengan
klien tentang factor yang dapat meningkatkan atau menurunkn nyeri.
9.Resiko perubahan
terhaadap membrane mukosa berhubungan dengan kerusakan sampai pemecahan sel
yang terlalu cepat dari sel mukosa karena kemoterapi tidak terjadn bulan
Tujuan
: tidak terjadi perubahan membrane mukosa
Kriteria
Evaluasi :tidak ada nyeri pada rectal, vagina, oral, dan lidah
Intervensi : a).
kaji TTV tiap 8 jam
b) kaji
adanya kurang cairan pada daerah mukosa
c). kaji
balance antara input dan output
10.risti kelebihan volume cairan berhubungan dengan
pemberian cairan intravenaterlalu banyak yang di gunakan untuk hidrasi selama
kemoterapi
Tujuan
: dapat mempertahankan keseimbangan cairan
Kriteria
Evaluasi :a). kadar elektrolit dalam batas normal
b) tidak
ada edema dan Tv normal nenui
Intervensi
: a). atur posisi semi fowler
b). monitor TTV
setiap 3jam
C) catat intake dan ourtput dalam 24jam
.d).
kaji edema dan timbang BB setiap hari
e).
kaji masukan diit
11. tidak toleran terhadap aktivitas berhubungan dengan
kelelahan skunder terhadap anemia, leukemia dan kemoterapi
Tujuan
: klien
toleran terhadap aktivitas
Kriteria
Evaluasi : a). tidak lelah dan dispnea saat
aktivitas
b).
frekuensi jantung dan Td normal saat aktivitas
Intervensi
: a). kaji kemampuan melakukan aktivitas
sehari-hari
b).
bantu pemasukan kebutuhan sehari-hari
c). lakukan
latihan ROM pasif
d). libatkan
keluarga dalam pemenuhan kebutuhn sehari-hari
12.perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, nausea, dan diare karena kemoterapi
Tujuan
:
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria
Intervensi : a). tidak mengeluh mual dan muntah
b).
nafsu makan meningkat
c). BB
dapat dipertahankan/maningkat
d).
nilai Hb, Ht, dalam batas normal
Intervensi
:a). kaji kebutuhan nutrisi dan makan klien
b). kaji adanya
mual, muntah dan diare
c).
auskultasi bising usus setiap hari
d).
tmbang berat badan tiap hari
e).
kolaborasi untuk pemberian IVFD
13.gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia,
penurunan berat badan, ada infiltrasi pada kulit dan gusi dengan sel-sel
laukemik
Tujuan
: klien
dapat menerima kondisi dirinya
Kriteria
Evaluasi ; klien tidak takut terhadap reaksi orang
lain dan penampilan diri
Intervensi : a). kji apakah
klien mendapatkan penjelasan tentang perawatan dan pengobatan
b).anjurkan klien atau orang yang terdekat
untuk mengungkapkan perasaanya
c).
perhatikan adanya perilaku menarik diri
d).
rencana jadwal aktivitas perawatan dengan melibatkan klien dan keluarga
e).
pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan
14.resiko
terhadap perubaham integritaskulit berhubungan dengan ekstrafasasi
Tujuan : tidak terjadi kerusakan
integritas kulit
Kriteria
Evaluasi : a). klen tidak mengeluh
nyeri, rasa terbakar, kemerahan pada saat penyuntikan,memar dan gatal
b). tidak ada nekrosis pada jaringan yang
mengelupas pada infuse
Intervensi : a). periksa kulit dan kaji adanya perubahan seperti
kemerahan, memar, gatal dan rasa terbakar
b). jaga kebersihan diri klien
c). rubah posisi klien setiap dua jam
d).
lakukan massage pada daerah yang terkena
H.Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tindakan mendiri dasar berdasarkan
ilmiah, masuk akal dalam melaksanakan yang bermanfaat bagi klien yang di
antisipasi berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan yang telah dilakukan pada
klien dapat berupa tindakan mandiri maupun kolaborasi.
Dalam melaksanakan tindakan langkah-langkah yang dilakukan
adalah mengkaji kembali keadaan klien, validasi rencana keperawatan, menentukan
kebutuhan dan bantuan yang diberikan serta menetapkan strategitindakan yang
dilakukan. Selain itu juga dalam
pelaksanaan tindakan semua tindakan yang dilakukan pada klien dan respon klien
pada setiap tindakan keperawatan
didokumentasikan dalam catatan keperawatan. Dalam mendokumentasikan catatan perawatan
hal yang perlu di dokumentasikan adalah waktu tindakan dilakukan , tindakan dan
respon klien serta diberi tanda tangan sebagai aspek legal dari dokumentasi
yang dilakukan.
I.Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan
yang mengukur seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapatb tercapai
berdasarkan standar atau kriteria yang teelah di tetapkan.
Evaluasi merupakan tahap yang penting dalam proses
keperawatan, karena menghasilkan kesimpulan apakah intervensi keperawatan
dihentikan atau ditinjau kembali atau yang modifikasi. Dalam evaluasi prinsip
objektivitas, reliabilitas, dan validitas dapat dipertahnkan agar keputusan
yang di ambil tepat.
A.Azis,2006 : Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Buku 2, Salemba Merdeka : Jakarta
Betz. S,2002 : Buku Saku Keperawatan Pediatrik, EGC :
Jakarta
Danielle G,1999 : Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, EGC
: Jakarta
Dr. Rusepno H,1985 : Ilmu Kesehatan Anak I, FKUI : Jakarta
Google’s cache of http://medlinux.com.blogspot.com/2007/II/leukemia-limfoblastik.html,diambil
pada tanggal 8 Juli 2008 pukul 16.15 WIB
Sacharin Risa,1996 : Prinsip Keperawatan Pediatrik, EGC :
Jakarta
Supartini Y,2002 : Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC :
Jakarta
Sylvia A.Price,1994 : Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, EGC : Jakarta
Wong L.Donna,2003 : Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik,
EGC : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar