TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Perilaku
Kekerasan :
Marah merupakan perasaan jengkel yang
timbul sebagai respon terhadap kecemasan / kebutuhan yang tidak terpenuhi yang
dirasakan dengan ancaman. (Stuart and Sundeen. 1996).
Eksarasa maladaftif dengan kemarahan yang tidak
terkontrol disertau perilaku yang dapat membahayakan secara fisik pada diri
sendiri maupun orang lain.
Faktor
predisposisi
1. Psikologis : kegagalan pengalaman yang tidak menyenangkan
perasaan,
dicela, dihina, dianiaya.
2. Perilaku : Reinforcement yang diterima pada saat melakukan
kekerasan
sering mengkonversi kekerasn di rumah akan
menstimulus individu terhadap perilaku kekerasan.
3. Sosial Budaya : Budaya tertutup dan membalas secara diam, control social
yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan
4. Bioneurologis : Kerusakan system limbic, lobus frontal, lobus temporal
dan
ketidak seimbangan neurotransmitter
Faktor Presipitasi
1.
Kondisi klien
2.
Lingkungan
3.
Psikodinamika
Rentang Respon Marah
Asertif Frustasi
Pasif Agresif Amuk
(Sturt and Sundeen, 1991)
Stressor yang dialami oleh
seseorang individu yang tidak dapat diatasinya menyebabkan individu tersebut
mengalami stress. Stres tersebut dapat mengakibatkan tingkat kecemasan yang
tinggi dimana gejala-gejalanya seseorang bisa marah, panic, dsb.
Marah yang dialami individu
tersebutgan apabila \bisa diungkapakan menyebakan individu tersebut waspad dan
sadar akan kebutuhan marahnya. Sehingga menimbulkan perasaan lega dan sadar
akan membutuhkan marahnya. Sehingga menimbulkan perasn lega atau tegang apabila
marah tidak dapat diatasi, hal ini menimbulkan reaksi bermusuhan.
Jika marah yang dialami
tidak dapat diterima oleh dirinya sehingga individu menolak, marah dan lari-lari
dari rasa marah diman ekspresi marahnya dipendam , sehingga timbul persaan
bermusuhan dengan orang lain.
Apabila perasaan marah
dirasakan cukup kuat pada dirinya, dimana individu melakukan perlawanan,
sehingga masalah tidak teratasi menyebabkan amarah yang berkepanjangan, baik
pada diri sendiri maupun persaan bermusuhan dengan orang lain.
Tanda dan gejala :
·
Sikap permusuhan
·
Nada suara tinggi
·
Ekspresi tegang
·
Meremehkan orang lain
·
Gelisah
·
Muka merah
·
Tangan gemetaran
·
Jantung berdetak kencang
B. Pohon masalah
Resiko tinggi menciderai diri
sendiri, orang lain
dan lingkungan
perilaku kekerasan
gangguan konsep diri : harga diri rendah
b. Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
Do : klien menyerang orang lain, muka merah,
nada suara tinggi, kata
kata keras
2. Resiko mencederai
Do : klien berdebat, memaksa kehendak, merampas
kehendak
Ds : klien menantang, mengancam
3. Gangguan konsep diri :
harga diri rendah
Do : klien menarik diri dari kehidupan social
Ds : klien mengatakan dirinya tidak berharga, tidak
berguna, dan tidak
mampu
C. Diagnosa Keperawatan
a.
Resiko mencederai orang lain/lingkungan bd perilaku
kekerasan
b.
Perilaku kekerasan bd
D. Rencana Tindakan Keperawatn
TUM :
Klien dapat melanjuitkan peran sesuai dengan tanggungjawab
TUK
I : Klien dapat membina
hubungan saling percaya
1.1.
Beri salam/panggil nama klien
1.2.
Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
1.3.
Jelaskan maksud tujuan interaksi
1.4.
Jelaskan kontrak akan datang
1.5.
Beri rasa aman dan sikap empati
1.6.
Lakukan kontrak singkat tapi sering
TUK 2 :
Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang
dilakukannya
2.1.
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
2.2.
Bantu klien untuk mengungkapkan perasaannya
3 :
Klien dapat menindentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3.1.
Anjurkan klien untuk mengungkapkan yang dialami dan
dirasakan sangat jengkel
3.2.
Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/kesal yang
dialami klien
4
: Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
4.1.
Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan klien
4.2.
Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
4.3.
Bicaralah dengan klien, apakah dengan cara yang klien
lakukakan masalahnya selesai
5 :
Klien dapat mengindentifikasi perilaku kekerasan
5.1.
Bicarakan akibat / kerugian dari car yang dilakukan
klien
5.2.
Bersama klien mengumpulkan akibat cara yang dilakukan
oleh klien
5.3.
Tanyakan pada klien, apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat
6
: Klien dapat
mengindentifikasi cara konstruktif dalam berespon
terhadap kemarahan
6.1.
Tanyakan pada klien “apakah ia mau mempelajari cara
baru yang sehat “
6.2.
Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat
6.3.
Diskusikan dengan klien car lain yang sehat
7
: Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku
kekerasan
7.1.
Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien
7.2.
Bantu klien untuk mengidentifikasi manfaat cara yang
telah dipilih
7.3.
Bantu klien menstimulasi cara tersebut (rule play)
7.4.
Bantu reinforcement pasif atas keberhasilanklien
menstimulasikan car tersebut
7.5.
Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah
dipelajari saat jengkel
8
: Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam mengontrol
perilaku kekerasan
8.1.
Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dan
sikap apa yamg telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini
8.2.
Jelaskan peras serta keluarga dalam merawat klien
8.3.
Jelaskan cara-cara merawat klien
8.4.
Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien
8.5.
Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah
demonstrasi
9
: Klien dapat menggunakn obat sesuai dengan program
secara
benar
9.1.
Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien
dan keluarga
9.2.
Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti
minum obat tanpa seizin dokter
9.3.
Jelaskan prinsip 5 benar minum obat
9.4.
Anjurkan klien minum obat tepat waktu
9.5.
Anjurkan klien melaporkan pada perawat / dokter jika
meraskan efek yang tidak menyenangkan
9.6.
Beri pujian jika klien minum obat dengan benar
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (2000), Handbook
Of Nursing Diagnosis, (Monica Ester : Penerjemah) Philadelphia (sumber asli diterbitkan, 1999),
Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC ;
Jakarta .
Issacs (2004), Panduan Bealajar
keperawatn Kesehatan Jiwa dan Psikiatri, Edisi 3. (Praty Rahayuningsih,
penerjemah) EGC ; Jakarta
Stuart & Sudeen . (
1998 ) . Pocket Guide To Psychiatric Nursing . ( 3 / E ) . (
Hamid, Penerjemah ) . Mosby Year Book Inc . (Sumber Asli Diterbitkan 1995 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar