TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Leukemia adalah neoplasma akut
atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sum-sum tulang dan limfa nadi (
Reeves, 2001 ).
Leukemia adalah kangker jaringan
yang menghasilkan lekosit ( Cecly L. Dezt, 1987 ).
Leukemia adalah kangker yang
timbul pada organ pembentukan darah pada tubuh
( Marilynn E. Doenges, 2002 ).
Dari ketiga pengertian diatas
dapat disimpulkan Leukemia adalah kangker jaringan yang menghasilkan lekosit
yang abnormal dimana lekosit menyusup kedalam sus-sum tulang dan menggantikan
sel-sel pembentuk darah yang normal.
B. Patofisiologi
ALL adalah kangker jaringan yang
menghasilkan lekosit yang abnormal dalam jumlah berlebihan dan lekosit-lekosit
tersebut menyusup kebagian organ tubuh menggantikan unsure-unsur yang normal
dalam sum-sum tulang, akibatnya timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam
jumlah yang tidak mencukupi. Timbulnya perdarahan akibat menurunnya jumlah
trombosit yang bersirkulasi. Infeksi juga terjadi lebih sering karena kurangnya
jumlah lekosit. Penyusupan sel-sel leukemia ke dalam organ-organ vital
menimbulkan hepatomegali, splenomegali dan limfadenopati.
C. Tanda
dan gejala
1.
Aktivitas :
Kelelahan, kelemahan, malaise,
kelelahan otot.
2.
Sirkulasi :
Palpitasi, takikardi, mur-mur
jantung, membran mukosa pucat.
3.
Eliminasi :
Diare, nyeri tekan perineal,
feces hitam, penurunan pengeluaran urine.
4.
Integritas ego :
Mudah terangsang, ansietas.
5.
Makanan / cairan :
Muntah,penurunan berat badan dan
disfagia.
6.
Nyeri :
Nyeri abdomen, nyeri sendi.
7.
Pernafasan :
Nafas pendek, batuk, takipneu,
ronkhi, penurunan bunyi nafas.
8.
Keamanan :
Demam infeksi, pembesaran nodus
limfe.
D. Penatalaksanaan
1.
Pelaksanaan kemoterapi
2.
Irradiasi cranial
3.
Terdapat tiga fase pelaksanaan
kemoterapi :
a). Fase induksi :
Dimulai 4-6
minggu setelah diagnose ditegakan, pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid ( prednisone ),
vincristin dan L. asparaginase. Fase
induksi dikatakan berhasil bila tanda-tanda penyakit berkurang dan didalam
sum-sum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b). Fase
profilaksis system saraf pusat :
Pada fase ini
diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hidrokortison melalui intrathekal
untuk mencegah invasi sel leukemi ke otak.
Terapi
irradiasi cranial dilakukan hanya pada
pasien leukemia yang mengalami gangguan saraf pusat.
c). Konsolidasi :
Pada fase ini
kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan mengurangi
jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuhsecara berkala, mingguan atau
bulanan. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sum-sum
tulang terhadap pengobatan, jika terjadi supresi sum-sum tulang maka pengobatan
dihentikan seentara atau dosis obat dikurangi.
E. Konsep
tumbuh kembang, bermain, nutrisi dan dampak hospitalisasi pada anak berumur 21
bulan.
1.Pertumbuhan
Pertumbuhan
adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada setiap individu yaitu secara
bertahapanak akan semakin bertambah berat dan semakin tinggi, pertumbuhan
diatur sebagai suatu peningkatan ukuran tubuh yang dapat diukur dengan meter
atau centi meter untuk tinggi badan dan kilogram atau gram untuk berat badan .
2.Perkembangan
Perkembangan
menurut Sigmund freud adalah anak pada usia 21 bulan
Pada fase anal
fungsi tubuh yang member kepuasan sekitar anus, bab/bak senang melakukan
sendiri, bila tidak dilakukan dengan baik akan menahan dan melakukannya dengan
mempermainkannya. Pekembangan sensorik motorik kasar anak mampu berlari-lari, naik tangga sendiri
dengan kedua kaki tiap tahap. Motorik halus anak mampu membuka pintu, buka
kunci, menggunting, minum menggunakan gelas, menggunakan sendok dengan
baik.perkembangan psikososial menurut Erikson 1963 otonomi VS malu dan ragu,
alat gerak dan rasa sudah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan
lingkungan.perkembangan kognitif menurut Jean piaget fase sensori motor segala
usaha ditirukan untuk memuaskan kebutuhan dan kesenangan, kebutuhan banyak
bersifat fisik berbagai gerakan makin terkoordinasi, terarah dan bertujuan.
3.Nutrisi
a). sumber
makanan oral
1). Air susu ibu adalah sumber makanan
lengkap yang paling disenangi selama 6 bulan pertama, air susu ibu secara gizi
adalah yang paling unggul, aman dari bakteri dan sedikit mnyebabkan alergi, air
susu ibnu juga mengandung factor anti infeksi dan sel-selimun.
2). Produk susu formula diperkaya zat besi yang
siap saji adalah pilihan selain asi yang dapat diterima. Asupan susu formula
bervariasi pada setiap bayi, tetapi asupan rata-rata adalah 113 gram enam kali
perhari.
3).
Kebutuhan air rata-rata 120-135 ml/kg/hari.
4).
Makanan padat sudah dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
4. Bermain
bermain merupakan tugas anak
a.
bermain mencerminkan perkembangan dan
kesadaran terhadap linkungan.
b. bermain terutama secara mandiri.
Tujuan
bermain adalah sebagai berikut :
a. Menstimulasi
perkembangan psikologis.
b. Member
pengalihan dari rasa bosan, nyeri, dan rasa tidak nyaman.
c. Menyediakan
alat untuk komunikasi dan mengepresikan perasaan.
d. Membantu mengembangkan keterampilan
sensorik motorik
5. Dampak hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang
karena suatu alas an yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk
tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan perawatannya sampai pemulangannya
kembali kerumah. Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami
berbagai kejadianyang menurut beberapa peneliti yang ditujukan dengan
pengalaman yang sangat raumatik dan penuh dengan stress, masalah utama yang
terjadiadalah karena dampak dari perpisahan dengan orang tua sehingga ada
gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih saying. Pada anak lebih dari 6
bulan terjadi stranger anxiety atau cemas apabila berhubungan dengan orang yang
tidak dikenalnyadan cemas karena perpisahan. Reaksi ang sering muncul pada anak
usia ini adalah menangis, marah, dan banyak melakukan gerakan sebagai sikap
stranger anxiety. Bila ditinggalkan ibunya prilaku yang ditunjukan adalah
dengan menangis keras respon terhadap nyeri atau adanya perlukaan biasanya
menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan ekspresi wajah yang tidak
menyenangkan.
F. Pengkajian
Hal-hal yang
perlu dikaji pada lien dengan leukemia adalah sebagai berikut :
1.
Riwayat penyakit : pengobatan kangker
sebelumnya.
2.
Riwayat keluarga : adanya gangguan
hematologis, adanya factor herediter mis kembar monozigot.
3.
Kaji adanya tanda-tanda anemi :
kelemahan, kelelahan, pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
4.
Kaji adanya tanda-tanda leucopenia :
demam, stomatitis, gejala infeksi pernafasan atas, infeksi perkemihan.
5.
Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia
: ptechiae, purpura, perdarahan membrane mukosa, pembentukan hematoma.
6.
Kaji adanya pembesaran testis,
hematuria, hipertensi, gagal ginjal, imflemasi sekitar rektaldan nyeri.
G. Diagnose
keperawatan dan intervensi
1.
Resiko tinggi infeksi b/d menurunnya
system pertahanan tubuh sekunder gangguan pematangan SDP, peningkatan jumlah
limfosit imatur, imonosupresi, penekanan sum-sum tulang.
Tujuan :
Pasien bebas
dari infeksi.
KH :
a. Hormotermia.
b. Hasil
kultur (-).
c. Peningkatan
penyembuhan.
Intervensi
:
a. Tempatkan
pada ruangan khusus, batasi pengunjung.
b. Cuci
tangan untuk semua petugas dan pengunjung.
c. Awasi
suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dengan
pengobatan kemoterapi.
d. Cegah
menggigil : tingkatkan cairan, berikan mandi kompres.
e. Dorong
sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk.
f.
Auskultasi bunyi nafas, ronkhi, inspeksi
sekresiterhadap perubahan
karakteristik.
g. Inspeksi
kulit untuk yeri tekan, eritematosa.
h. Inspeksi
membrane mukosa mulut.
i.
Tingkatkan kebersihan perineal.
j.
Berikan periode istirahat tanpa
gangguan.
k. Dorong
peningkatan masukan tinggi protein dan cairan.
l.
Hindari prosedur invasive bila mungkin.
m. Kolaborasi
:
1). Beri obat sesuai indikasi
2). Hindari antipiretik yang mengandung
aspirin.
2.
resiko tinggi kekurangan volume cairan
b/d kehilangan berlebihan : muntah, perdarahan, diare. penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.
Peningkatan kebutuhan cairan : demam, hipermetabolik.
Tujuan :
Volume cairan
terpenuhi.
KH :
a. volume cairan
adekuat.
b. mukosa
lembab.
c. tanda vital
stabil : TD 90/60 mmHg, N 100x/mt, Rr
20x/mt.
d. nadi teraba
e. keluaran
urine 30 ml / jam.
f. kapiler refill < 2 detik.
Intervensi :
a. awasi masukan
/ keluaran.
b. timbang BB
tiap hari.
c. awasi TD dan
frekwensi jantung.
d. evaluasi
tugor kulit, pengisian kapiler dan kondisi membrane mukosa.
e. beri masukan
cairan 3-4 liter / hari.
f. inspeksi
kulit untuk ptekie, area ekimosis, perhatikan perdarahan gusi,
darah
warna karat, samar pada faeces dan urine : perdarahan lanjut dari
sisi
tusukan invasif.
g.
implementasi tindakan untuk mencegah cedera jaringan.
h. batasi
perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan.
i. beri
diet halus.
j. kolaborasi :
1).
Beri cairan IV sesuai indikasi.
2). Awasi pemeriksaan lab.
3). Beri SDM, trombosit, factor pembekuan.
4). Pertahankan alat akses vascular sentral.
5). Beri obat sesuai indikasi.
3.
Nyeri b/dagen fisikal seperti pembesaran
organ/ nodus limfe, sum-sum
tulang yang dikemas dengan sel
leukemia : agen kimia pengobatan anti
leukemik.
Tujuan :
Nyeri teratasi
KH :
a. Kaji
keluhan nyeri.
b. Awasi tanda
vital, perhatikan petunjuk non verbal mis tegangan otot,gelisah.
c. Beri
lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stress.
d. Tempatkan
pada posisi nyaman dan sokong sendi, ektremitas dengan bantal.
e. Ubah
posisi secara periodic dan bantu latihan rentang gerak lembut.
f. Berikan
tindakan kenyamanan.
g. Kaji
ulang intervensi kenyamanan pasien sendiri.
h. Evaluiasi
dan dukungmekanisme koping pasien.
i. Dorong
untuk tehnik manajemen nyeri.
j. Bantu
aktivitas terapeutik, tehnik relaksasi.
k. Kolaborasi
:
1). Awasi
keadaan asam urat.
2). Beri obat
sesuai indikasi.
3). Agen anti
ansietas.
4. Intolerasi aktivitas b/d kelemahan umum,
peningkatan laju metabolic.
Tujuan :
Klien mampu mentoleransi aktivitas.
KH :
a. Peningkatan
toleransi aktivitas yang dapat diukur.
b. Berpartisipasi
dalam aktivitas yang dapat diukur.
c. Menunjukan
penurunan tanda tanda fisiologis tidak toleran.
Intervensi
:
a. Evaluasi
laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisifasi dalam
beraktivitas.
b. Implementasi tehnik penghematan energy.
c. Jadwalkan
makan sekitar kemoterapi.
d. Kolaborasi
:
1). Beri O2
tambahan .
5.
Resiko terjadi perdarahan b/d
trombositopenia.
Tujuan :
Pasien bebas dari gejala perdarahan.
KH :
a. TD 90/60
mmHg.
b. N
100x/mt.
c. Ekresi
dan sekresi negative terhadap darah.
d. HT
40-50% (laki-laki), 37-47% (perempuan).
e. HB 14-18
gr %.
Intervensi :
a. Pantau
hitung trombosit dengan jumlah 50.000 / ml, resiko terjadi perdarahan, pantau
HT dan HB terhadap tanda perdarahan.
b. Meminta
pasien untuk mengingatkan perawat bila ada rembesan darah dari gusi.
c. Inspeksi
kulit, mulut, hidung, urine, faeces, muntahan dan tempat tusukan IV terhadap
pendarahan.
d. Pantau
TV interval sering dan waspadai tanda pendarahan.
e. Gunakan
jarum ukuran kecil.
f. Jika
terjadi pendarahan, tinggikan bagian yang sakit dan berikan kompres dingin dan
tahan perlahan.
g. Beri
bantalan tempat tidur untuk menghindari trauma.
h. Anjurkan
pada pasien untuk menggunakan sikat gigi halus/ pencukur listrik.
6.
Perubahan perfusi jaringan
b/dterhentinya aliran darah sekunder adanya destruksi SDM.
Tujuan :
Perfusi
adekuat.
KH :
a. Masukan
dan keluaran seimbang.
b. Keluaran
urine 30 ml/jam
c. Kapiler
refill < 2 detik.
d. Tanda
vital stabil.
e. Nadi
perifer kuat terpalpasi.
Intervensi
:
a. Awasi
tanda vital.
b. Kaji
kulit untuk rasa dingin, pucat, kelembaban, pengisian kapiler.
c. Catat
perubahan tingkat kesadaran.
d. Pertahankan
masukan cairan adekuat.
e. Evaluasi
terjadinya edema.
f. Kolaborasi
:
1).
Awasi pemeriksaan lab : GDA, AST/ALT, CPK, BUN.
2).
Elektrolit serum, berikan pengganti sesuai indikasi.
3). Beri cairan
hipoosmolar.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (2002). Text Book of Medical – Surgical Nursing (Agung, Penerjemah). Philadelphia : Lippincott (Sumber asli diterbitkan 1997).
Doenges, M. (2000). Nursing Care Planns (I Made Kariasa, Penerjemah). Philadelphia. F.A Davis Company. (Sumber asli diterbitkan 1993).
Wong L, Donna, Buku Ajar Keperawatan Peditrik. Jakarta: EGC, 2009
Carpenito, Lynda Jual, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar