Rabu, 24 Oktober 2012

ASKEP HERNIA


TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian
Hernia secara umum adalah prostusi / penonjilan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. (Jan Tambayong, 2000).
Hernia Inguinalis adalah prolaps sebagian usus kedalam anulus ingunalis diatas kantong skrotum.( cecily. L. Betz (2000)
Hernia ingunalis Lateralis suatu kedaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis Ingunalis.
Dari beberapa pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa Hernia Ingunalissuatu penonjolan keluar sebagian atau seluruh organ dalam abdomen kebagian katong (Kanal Ingunalis) yang disebabkan karena penutupan tuba yang tidak lengkap antara abdomen dan skrotum.

B.     Patifisiologi
Penyebab pasti terjadinya Hernia Ingunalis Lateralis masih belum diketahui tetapi banyak faktor yang mendukung antara lain :
Anomali kongenital (sebab yang didapat atau bawaan), prosesus vaginalis yang terbuka, meningkatnya tekanan intra abdomen karena kehamilan, obesitas, mengangkat berat, tekanan saat batuk, kelemahan dinding otot perut akibat pekerjaan angkat beban berat dalam jangka waktu yang lama, faktor degeneratif juga mempengaruhi bisa terjadinya Hernia.
Kelemahan otot abdomen sejak lahir menyebabkan ligamen inguinal tidak menutup dengan sempurna shingga organ saluran cerna usus dapat dengan mudah menembus otot. Pada bulan kedelapan kehamilan, penurunan testisakan menarik peritonium kearah skrotum sehinga terjadi penonjolan peritonium yang disebut prosesus vaginalis. Dalam keadan normal kanal yang terbuka akan menutuppada usia 2 bulan. Tekanan intra abdomen sering meningkat akibat obesitas, pekerjaan berat, kehamilan. Peningkatan tekanan intra abdomen juga dapat disebabkan oleh batuk dan aderataumatik.
Bila kedua faktor tersebuat ada bersamaan dengan kelemahan otot maka sudah pasti orang tersebut akan mengalami Hernia.
Gejala klinisnya adalah  keluhan yang dirasakan dapat dari yang ringan hingga yang berat. Karena pada dasarnya hernia merupakan isi rongga perut yang keluar melalui suatu celah di dinding perut, keluhan berat yang timbul di sebabkan karena terjepitnya isi perut tersebut pada celah yang dilaluinya. Jika masih ringan, penonjolan yang ada dapat hilang timbul. Benjolan yang ada tidak dirasakan nyeri atau hanya sedikit nyeri dan timbul jika kita mengedan, batuk atau mengangkat beban berat. Biasanya benjolan dapat hilang jika kita beristirahat. Jika pada benjolan yang ada dirasakan nyeri hebat maka perlu dipikirkan adanya penjepitan isi perut, biasanya jenis hernia inguinalis yang lateralis yang lebih memberikan keluhan nyeri hebat dibandingkan inguinalis medialis. Terkadang benjolan yang ada masih dapat dimasukan kembali dalam rongga perut dengan tangan kita sendiri, yang berarti menandakan bahwa penjepitan yang terjadi belum terlalu parah. Namun, jika penjepitan yang terjadi sudah parah, benjolan tidak dapat dimasukkan kembali, dan nyeri yang dirasakan sangatlah hebat. Nyeri dapat disertai mual dan muntah. Hal ini dapat terjadi jika sudah terjadi kematian jaringan isi perut yang terjepit tadi.
           
Apabila hernia tidak ditangani dapat terjadi komplikasi diantaranya terjadinya perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali, keadaan ini disebut hernia inguinalis irreponibilis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus, isi hernia yang tersaring menyebabkan keadaan irreponibilis adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Bisa juga menyebabkan hematoma, infeksi luka, bendungan vena femoralis terutama pada operasi hernia femoralis. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan obstipasi.
obstruksi, infeksi dan edema.
C.    Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada klien dengan hernia menurut cecily. L. Betz (2000) adalah sebagai berikut:
1.      Penatalaksanaan medis
a.       Konservatif
1)      Reposisi
Adalah tindakan memasukan kembali isi hernia ke tempatnya. Tindakan ini tidak dilakukan pada hernia inguinal strangulate. Kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi dilakukan dengan caratangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arh cincin dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak dilakukan pada umur 2 tahun dengan cara menidurkan anak dengan memberikan sedative dan es di atas benjolan hernia.
2)      Bantalan penyangga
Adalah tindakan yang dilakukan hanya bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi tidak menyembuhkan dan harus dipasang seumur hidup, sebaiknya cara seperti ini tidak digunakan karena menimbulkan komplikasi adalah dapat merusak kulit dan tonus otot disekitar dinding perut.
b.      Operatif ( tindakan pembedahan)
Pengobatan operatif atau tindakan pembedahan merupakan pengobatan satu-satu nya pengobatan yang rasional pada hernia inguinal lateralis indikasi operatif sudah ditegakkan begitu diagnosis ditemukan. Pada dasarnya prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomy dan hernioraphy.
Herniotomy adalah dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian reposisi. Kantong hernia di jahit, ikat setinggi mungkin lalu di potong.
Hernioraphy, dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
            Penatalaksanaan keperawatan post operasi hernioraphy:
-          Kaji tanda-tanda vital
-          Kaji luka operasi : amati luka insisi terhadap adanya tanda-tanda infeksi seperti merah, panas, bengkak.
-          Pertahankan status dehidrasi yang baik : beri cairan intravena bila di programkan, pantau asupan dan keluaran cairan.
-          Tingkatkan rasa nyaman : berikan analgesik sesuai kebutuhan.

D.    Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan hernia menurut Doengoes (1999) diperoleh data sebagai berikut:
Data umum
1.      Aktifitas/istirahat
Gejala: riwayat pekerjaan mengangkat beban berat, duduk mengemudi dalam waktu lama, penurunan rentan gerak, tidak bisa beraktivitas seperti biasanya atrofi otot, dan gangguan berjalan..
2.      Eliminasi
Gejala: konstipasi adanya kesulitan dalam defekasi, adanya retensi urine.
3.    Nyeri/kenyamanan.
Gejala:  adanya nyeri seperti di tusuk pisau dan bertambah hebat saat sedang batuk kronis, mengejan saat konstipasi dan saat beraktifitas mengangkat beban berat.
4.       Neurosensori
Gejala: kesemutan, kekakuan pada ekstermitas atas ataupun bawah.
5.      Integritas Ego
Gejala: ketakutan ansietas masalah pekerjaan dan financial keluarga.
Pemeriksaan fisik
1.      Inspeksi
Mengkaji tingkat kesadaran, perhatikan ada tidaknya benjolan, awasi tanda infeksi( merah, bengkak,panas,nyeri, berubah bentuk)
2.      Palpasi
Turgor kulit elastis, palpasi daerah benjolan biasanya terdapat nyeri
3.      Auskultasi
Bising usus jumlahnya melebihi batas normal >12 karena ada mual dan pasien tidak nafsu makan, bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung sonor.
4.      Perkusi
Kembung pada daerah perut, terjadi distensi abdomen.



Pemeriksaan Penunjang
  1. Laparoskopi
Untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak.
  1. Pemeriksan darah lengkap DL lebih spesifik leukosit 10000-18000/ul
  2. EKG: terjadi peningkatan nadi akibat adanya nyeri
  3. USG abdomen : untuk menentukan isi hernia
  4. Radiografi : terdapat banyangan udara pada thoraks
E.     Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien dengan hernia menurut Doengoes (1999) adalah sebagai berikut:
1.      Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik:kompresi saraf, spasme otot.
2.      Ansietas berhubungan dengan ketidakadekuatan metode koping.
3.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
4.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
5.      Kurang pengetahuan tantang kondisi,prognosis,pengobatan,tindakan berhubungan dengan kurangnya informasi.
F.     Perencanaan
Menurut Mylin.E.Doengoes setelah diagnosa keperawatan ditemukan, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan untuk masing-masing diagnosa yang terlebih dulu menentukan prioritas diagnosa keperawatan,penetapan tujuan dan kriteria evaluasi sebagai berikut:
1.      Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik: kompresi saraf,spasme otot
Tujuan: Nyeri  hilang dengan spasme terkontrol.
Kriteria hasil :            -Melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol.
                                    -Mengungkapkan metode yang dapat menghilangkan nyeri.
                                    -Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi.
                                    -Ekspresi rileks dan tenang
Rencana Tindakan :
  1. Kaji tingkat rasa nyeri meliputi ( catat lokasi, lama, dan faktor penyebab)
  2. Minta pasien untuk menentukan skala 0-10
  3. Pertahankan tirah baring
  4. Berikan posisi senyaman mungkin (semi fowler, fowler atau terlentang)
  5. Batasi aktivitas selama nyeri datang
  6. Ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
  7. Berikan kesempatan untuk mengungkapkan masalahnya
  8. Kolaborasi untuk pemberian analgesik sesuai kebutuhan
2.      Ansietas berhubungan dengan ketidakadekuatan metode koping
Tujuan: Cemas berkurang atau hilang.
Kriteria hasil:            -Cemas berkurang
                                    -Ekspresi wajah tenang dan rileks
                                    -Mengidentifikasi ketidakefektifan koping
                                    -Mendemonstrasikan keterampilan dalam pemecahan masalah
Rencana Tindakan:
  1. Kaji tingkat kecemasan pasien
  2. Tentukan pemecahan masalah yang dilakukan pasien
  3. Berikan informasi yang benar dan jawab dengan jujur pertanyaan pasien
  4. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan masalahnya
  5. Catat perilaku orang terdekat yang bisa meningkatkan peran sakit
  6. Kolaborasi untuk konsultasi ke pelayanan sosial konselor
3.    Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
Tujuan: Motorik atau sensasi dapat berfungsi dalam batas normal.
Kriteria hasil:            -Mengungkapkan pemahaman tentang situasi dan pengobatan
                                    -Mendemonstrasikan teknik perilaku
                                    -Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan tubuh
Rencana Tindakan:
  1. Berikan tindakan pengamanan sesusai indikasi dengan situasi yang spesifik
  2. Anjurkan untuk melatih ekstermitas bagian bawah (kaki)
  3. Demonstrasikan penggunaan alat bantu seperti tongkat dll
  4. Berikan obat untuk menghilangkan rasa nyeri analgetik sesuai kebutuhan
4.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi
Tujuan: Kebutuhan tidur kembali normal
Kriteria hasil:            -Meningkatnya kemampuan untuk tidur
                                    -Kualitas dan kuantitas tidur normal
Rencana Tindakan: 
  1. Berikan kesempatan untuk beristirahat atau tidur
  2. Anjurkan latihan tidur pada siang hari
  3. Evaluasi tingkat stress, orientasi sesuai perkembangan hari
  4. Berikan lingkungan yang tenang
  5. Batasi pengunjng beri waktu istirahat
5.      Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis,pengobatan dan tindakan berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan : pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan bertambah
Kriteria hasil:        -Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya  
                               -Melakukan kembali gaya hidup
                               -berpartisipasi dalam pengobatan dan perawatan
Rencana Tindakan:
a.       Jelaskan kembali proses penyakit, prognosis, serta pembatasan kegiatan
b.      Berikan informasi tentang berbagai hal tentang penyakitnya
c.       Intruksikan untuk melakukan mekanika perubahan tubuh
d.      Diskusikan mengenai pengobatan dan jelaskan efek sampingnya
e.       Diskusikan tentang kebutuhan diet
f.       Minta pasien untuk mengulang kembali penjelasan tentang penyakit, pengobatan dan perawatan nya.
G.                Pelaksanaan
Pelaksanaan menurut Potter (2005), merupakan tindakan mandiri berdasarkan ilmiah, masuk akal dalam melaksanakan yang bermanfaat bagi klien yang diantisipasi berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan keperawatan pada klien dapat berupa tindakan mandiri maupun tindakan kolaborasi. Dalam pelaksanaan tindakan, langkah-langkah yang dilakukan adalah mengkaji kembali keadaan klien, validasi rencana keperawatan, menentukan kebutuhan dan bantuan yang diberikan serta menetapkan strategi tindakan yang dilakukan. Selain itu juga dalam pelaksanaan tindakan, semua tindakan yang dilakukan pada klien dan respon klien pada setiap tindakan keperawatan didokumentasikan dalam catatan keperawatan. Dalam pendokumentasian catatan keperawatan hal yang perlu didokumentasikan adalah waktu tindakan dilakukan, tindakan dan respon klien serta diberi tanda tangan sebagai aspek legal dari dokumentasi yang dilakukan.
H.         Evaluasi
Evaluasi menurut Hidayat (2007), merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang mengukur seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan aspek penting didalam proses keperawatan, karena menghasilkan kesimpulan apakah intervensi keperawatan diakhiri atau ditinjau kembali atau dimodifikasi. Dalam evaluasi prinsip obyektifitas, reabilitas dan validitas dapat dipertahankan agar keputusan yang diambil tepat. Evaluasi proses keperawatan ada dua arah yaitu evaluasi proses (evaluasi formatif) dan evaluasi hasil (evaluasi sumatif). Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan segera setelah tindakan dilakukan dan didokumentasikan pada catatan keperawatan. Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur sejauh mana pencapaian tujuan yang ditetapkan dan dilakukan pada akhir keperawatan.
Tujuan pada akhir asuhan keperawatan ada 3 macam yaitu:
  • Tujuan tercapai itu berarti bila pasien menunjukan perubahan perilaku dan perkembangan kesehatan sesuai dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
  • Tujuan tercapai sebagian itu berarti klien menunjukan perubahan dan perkembangan kesehatan hanya sebagian tercapai dari kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
  • Tujuan tidak tercapai itu berarti bila klien menunjukantidak adanya perubahan perilaku dan perkembangan kesehatan atau bahkan timbul masalah baru.

DAFTAR PUSTAKA


Doengoes. E. Marilyn (2000), rencana asuhan keperawatan, edisi 3, Jakarta: EGC.

Long. C. Barbara (1996), Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses keperawatan), Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran.

Price. A. Silvia (2002), Pathophysiolg : Clinical Concepts of Disease Processes,         (dr. Brahm U. Pendit. dkk: penerjemah) volume 2, edisi 6, Jakarta: EGC.

Smeltzer. C. Suzanne (1996), Brunner and Suddarth’s textbook of                       Medical-Surgical Nursing, (dr. H. Y. Kuncara. dkk: penerjemah), volume 2, edisi VIII, Jakarta: EGC.




26 komentar:

  1. wah cakep nih,,
    mas bayu saya copy ya datanya hehehehe,,,

    BalasHapus
  2. silahkan silahkan semoga bermanfaat ya ahahaha. VISIT VISIT VISIT terus sumbberilmu ahahha

    BalasHapus
  3. Jual Obat Dan Celana Hernia Butterfly Magnetik
    CELANA HERNIA DEWASA
    CELANA HERNIA WANITA
    CELANA HERNIA ANAK DAN BAYI
    Hub. 081228449798 BB 3110E563

    BalasHapus
  4. Jual Obat Dan Celana Hernia Butterfly Magnetik
    CELANA HERNIA DEWASA
    CELANA HERNIA WANITA
    CELANA HERNIA ANAK DAN BAYI
    Hub. 081228449798 BB 3110E563

    BalasHapus
  5. Terima kasih untuk berbagi informasi , informasi itu sangat informatif dan membantu

    BalasHapus
  6. The nice Post, and Best Author
    Cara Cepat Mengobati Keloid Good This Nice Cara Mengobati Jantung bocor Anak
    From Nothing For Some Thing

    BalasHapus
  7. Best post in this site and search by google
    Cara Mengobati Difteri Sembuh Total and best Cara Mengobati Difteri Secara Ampuh
    The Good Author and Verry good Article

    BalasHapus
  8. Sangat luar biasa dan sangat baik
    Pengobatan Penyakit Ambeien Anak
    Terima Kasih, sangan bermanfaat

    BalasHapus
  9. Thank you for the information and content is a good article Obat Herbal Asam Urat

    BalasHapus
  10. Sangat luar biasa dan bermanfaat
    Obat Paru-Paru Basah Untuk Anak
    Sangat bermanfaat dan luar biasa

    BalasHapus
  11. Sangat luar biasa dan bermanfaat
    Obat TBC Pada Anak
    Sangat bermanfaat dan luar biasa

    BalasHapus
  12. Any kind of a post that offers relevant information should be bookmarked, i do find this post being among the many that have helped people know more about health complications. The good thing is that quality information is offered, right from cause, prevention and cure. Resumes Editing Help
    Its a super blog.

    BalasHapus
  13. Nice, Sangat bermanfaat dan sangat luar biasa. Terima Kasih atas informasi dan jangan lupa kunjungi pula website kesehatan kami tentang Cara Mengobati Buah zakar besar sebelah (Hidrokel)
    Cara Mengobati Buah Zakar Gede Sebelah dan juga
    Cara Alami Mengobati Buah Zakar Besar Sebelah dan juga
    Cara Mengatasi Buah Zakar Besar Sebelah Terima Kasih

    BalasHapus
  14. Sangat bagus dan sangat baik, menambah wawasan dan juga informasi. terimakasih. jangan lupa kunjungi pula : Cara Mengatasi Buah Zakar Membesar Sebelah jangan lupa pula untuk Cara Mengatasi Buah Zakar Besar Sebelah pada Anak Bayi dan jangan lupa untuk membaca Ebook 37 Masalah Populer - Ustadz Abdul Somad Lc., MA.
    Terimakasih.

    BalasHapus